Banyak
orang takut berbuat salah atau takut bila kegagalan dan kesalahannya
diketahui orang lain. Seringkali orang takut kelihatan buruknya karena
ia khawatir akan bagaimana reaksi orang di sekitarnya ketika hal itu
terjadi. Kecaman, tuduhan, sindiran dan hinaan bisa nenjadi hal yang
sangat menyakitkan apalagi bila tidak memiliki seorang pun yang mau memotivasi atau membantu.
Inilah yan dialami Kim, seorang anak TK di sekolahnya. Saat itu, seluruh murid sedang mewarnai gambar hati. Mereka berusaha
agar warna yang mereka bubuhkan tidak melewati garis. Kim tidak
menyadari kalau warna yang ia bubuhkan melewati garis. Seorang murid
lain memberitahunya dengan suara keras dan nada bicara yang seolah
mengejek. Kemudian, beberapa murid lainnya mulai menghampiri Kim untuk
melihat gambarnya dan meniru apa yang dilakukan murid tadi, mengejeknya
juga.
Guru yang melihat kejadian tersebut
langsung menyuruh semua anak untuk kembali pada tugasnya. Ketika situasi
mulai tenang, Enrico menghampiri Kim dan berkata “ini, pakai warna
putih,” sambil mengoleskan pensil warna putihnya di atas warna yang
keluar garis pada gambar milik Kim.
Kim mengamati Enrico dan mengambil warna
putih miliknya lalu melakukan hal yang sama. Beberapa murid yang duduk
di sekitar Kim melihatnya dan menerapkan seperti apa yang dilakukan Kim;
mengambil warna putih milik masing-masing lalu menirunya. Ternyata,
gambar mereka juga ada yang keluar garis!
Terkadang kita sama seperti murid tadi,
membicarakan dengan keras kesalahan yang orang lain lakukan tanpa
menyadari, mungkin kita pun sama dengan orang yang kita cela. Namun
demikian, apa yang dilakukan Enrico mengingatkan kita untuk tidak
mencela kesalahan orang. Bahkan bila memungkinkan, kita dapat ambil
bagian dalam memperbaiki kesalahannya.
foto: google
0 comments:
Posting Komentar